Kematian Mahsa Amini, Perempuan berusia 22 tahun yang diduga tewas ditangan polisi moral Iran. yang menimbulkan gejolak besar-besaran di penjuru negeri Iran. Menurut laporan media, kasus ini berawal ketika Mahsa berkunjung ke Teheran bersama saudara laki-lakinya, Kiaresh Amini, pada selasa (13/9). Mahsa Amini tewas dikarenakan menggunkan hijab yang tidak sesuai dengan aturan. Menurut peraturan berperilaku yang semakin ketat dibawah kepemimpinan Presiden Ebrahim Raisi, perempuan Iran disana tidak boleh menunjukkan sehelai rambut di tempat umum.
Perempuan punya hak dalam berpakaian.
Terlepas dari aturan-aturan yang telah dibuat oleh setiap negara, perempuan juga berhak memiliki otoritas pada tubuhnya serta cara berpakaian yang akan dikenakan. Setiap laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengenakan pakaian yang mereka pilih. Setiap batasan pada hak-hak ini harus untuk tujuan yang sah, ditetapkan dengan cara yang tidak sewenang-wenangnya dan tidak mendiskriminatif.
Perempuan bebas untuk mengekspresikan diri
Walaupun zaman sudah menunjukkan perkembangannya, namun tidak menjamin dengan pola pikir serta cara pandang setiap manusia. Setidaknya hingga saat ini, perempuan masih menjadi objek yang diharuskan menggunakan pakaian yang sesuai kenyamanan dari sudut pandang orang lain. Permpuan merupakan makhluk yang merdeka. Perempuan perlu mengekspresikan diri dengan karakter yang menunjukkan arti diri sendiri.
Menghargai setiap orang dalam dalam berpakaian
Cara berpakaian setiap perempuan yang sopan dan sesuai norma adalah hasil konstruksi sosial yang bisa saja berbeda dengan setiap daerah dan kota yang dipengaruhi oleh banyak hal ; peleburan budaya, tradisi, pendidikan, teknologi, globalisasi, dan agama. Namun, dengan saling menerima dan menghargai setiap cara pakaian yang berbeda-beda membuat kebebasan serta kenyamanan yang memberikan efek positif di lingkungan sosial.
Comments