top of page
Search
Writer's picturehanawahyutiii

Diskriminasi Perempuan Berjilbab di Mesir

Mesir menjadi salah satu negara yang memeluk agama islam terbesar di dunia. Mesir juga termasuk negara dengan tujuan menimba ilmu agama islam terbesar, perguruan tinggi yang sangat terkenal itu adalah Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Walaupun begitu Mesir termasuk negara yang mendiskriminasi kaum perempuan yang mengenakan hijab.


Selama bertahun-tahun belakangan ini banyak sekali perempuan berjilbab di Mesir yang mengeluh di sosial media terkait perlakuan diskriminasi. Ternyata, mereka menyebut kerap tidak diperbolehkan masuk ke sebuah restoran hanya karena mereka menggunakan hijab.


Dilansir dari hasil investigasi BBC Arabic, Hal itu terjadi oleh Mayer. Dia tidak dibolehkan masuk ke sebuah restoran saat Ia datang dengan adik dan teman-temannya. Yang lainnya tidak berjilbab sedangkan Mayer berjilbab.


"Bagaimana mungkin ada orang yang berdiri di depan pintu, dan melarang saya masuk hanya karena saya menggunakan jilbab?" Kata Mayer.


Mayer berusia 25 tahun, bagi Mayer pergi bersama mereka kini semakin sulit. Karena setiap ingin mengunjungi restoran Mayer merasa khawatir tidak diijinkan masuk. Bahkan Ia sudah 60 kali mendatangi restoran. Namun, kenyataannya Ia tetap dilarang masuk.


Invesitigasi yang dilakuka BBC Arabic menemukan kebanyakan diskriminasi pada perempuan berjilbab terjadi di restoran berkelas. Sebanyak 11 restoran melarang perempuan berjilbab dan sedikit dari beberapa menerima tanpa batasan tertentu.


Sebuah alasan yang dilontarkan oleh salah satu pegawai restoran hanya karena perempuan itu berjilbab dan di restoran tersebut juga menjual alkohol di bar.

"Anda harus duduk jauh dari bar karena Anda menggunakan jilbab. Ini Intruksi dari Kementerian Pariwisata. JIka mereka menemukan ada perempuan berjilbab duduk di bar, Kami akan di denda." Ucapnya dari salah satu pegawai Restoran Andiamo di Mesir.


Namun, klarifikasi dilontarkan dari Adel El Masry, Chamber Tourism Establishment. Ia mengatakan bahwa tidak adanya peraturan khusus untuk perempuan berjilbab di Mesir yang mengunjungi restoran tertentu.

"Tidak pernah, di era mana pun, Kementerian Pariwisata melarang perempuan berjilbab masuk ke restoran. Perlakuan diskriminatif tidak bisa diterima, terutama di tempat publik." Kata Adel El Masry.

Setelah pengalaman terakhirnya yang terjadi, kini Mayer telah di dukung penuh oleh Amira Saber, selaku anggota parlemen yang aktif dalam membela hak-hak perempuan di Mesir. Amira berjanji akan membawa isu ini ke sidang parlemen.


Di sisi lain, perempuan Mesir menyebut bahwa tidak hanya diskriminasi pada perempuan berjilbab saja, Namun masih banyak hal-hal diskriminasi lainnya yang terjadi. Jadi, bagaimana menurut kalian?

15 views0 comments

コメント


Post: Blog2_Post
bottom of page